Beranda · Profil · Program Kerja · Keanggotaan · All About KIR · Dokumentasi KIR · Artikel · Karya Siswa SMAN Jatinunggal

Bukti Medis Manfaat Berfikir Positif

BELAKANGAN ini, istilah “berfikir positif” terdengar di mana-mana. Secara umum, pengertiannya adalah “Jika aku selalu berfikir bahwa hal itu baik untukku, maka stres tidak akan menghampiri.” “Jika aku selalu menanggapi secara konstruktif, hasilnya akan baik.” Bahkan di dunia medis pun, ada istilah “berfikir positif.”Jiwa dan raga tak pernah putus perdialog. Jadi, hal-hal yang ada dalam pikiran kita bukanlah konsep abstrak belaka karena diakui bahwa pikiran pasti terwujud dan aktif secara ragawi.
Jika kita menanggapi sesuatu dengan penolakan, di dalam tubuh akan muncul zat-zat yang antara lain akan mempercepat proses penuaan dan pertumbuhan sel-sel kanker. Sebaliknya, bila kita bereaksi secar positif dan bersyukur, maka organ memproduksi zat-zat yang akan membuat tubuh kita tetap muda dan sehat. Adanya mekanisme ini di dalam tubuh dapat dibuktikan secara medis.

Orang yang membiasakan diri berfikir positif juga memiliki resistensi kuat terhadap penyakit. Sementara, mereka yang senantiasa berpandangan negatif akan cepat jatuh sakit. Bahkan dengan kondisi dan gaya hidup yang sama pun, ada yang memiliki kesehatan prima dan ada pula yang gampang sakit. Meskipun konsep ini tidak selaku berlaku, cara pandang memiliki arti sangat penting bagi kesehatan kita.
Sebenarnya, zat apa yang pembentukannya di dalam tubuh bergantung pada pola pikir tersebut? Zat-zat itu secara umum dikenal dengan hormone. Hormone-hormon terpenting yang terkait dengan cara pandang adalah adrenalin, noradrenalin, beta-endorfin, dan enkefalin.

Noradlenarin diproduksi otak ketika cemas atau stres. Ketika merasa takut, adrenalin yang akan muncul. Hormon merupakan zat penyampai pesan pada tingkat sel; artinya, zat-zat ini yang menyampaikan perintah dari otak kepada tiap-tiap sel. Jika, misalnya, “marah” yang disampaikan, maka tubuh akan bereaksi melalui ketegangan dan aktivitas. Oleh sebab itu, yang kita bicarakan di sini adalah zat yang di satu sisi penting untuk (mempertahankan) hidup, namun di sisi lain sangat beracun.
Jika seseorang terus-menerus naik darah dan didera stres hebat, dia dapat jatuh sakit karena keracunan noradlenalin, cepat tua, dan meninggal dini. Sebaliknya, dia senantiasa menghadapi sesuatu dengan senyum dan secara positif, yang akan mengalir adalah hormone yang menguntungkan dan mengaktivasi sel-sel otak, serta membuat tubuh menjadi sehat. Hormone-hormon semacam ini akan membuat kita awet muda, memerangi sel-sel kanker, dan memperbaiki suasana hati. Jika menginginkan hidup bahagia dan sehat, serta ingin berumur panjang tanpa penyakit kanker atau kegemukan, Anda harus menjalani hidup sedemikian rupa sehingga hormone-hormon baik yang akan diproduksi.

Untuk hormone yang membuat kita senang dan bahagia, saya memilih istilah “morfin otak” karena secara struktur kimawi serta efek membiusnya mirip dengan morfin. Sementara pada morfin untuk pembiusan terkandung resiko ketergantungan dengan efek samping; pada hormone kebahagiaan kita tidak perlu mengkhawatirkan hal itu.
Secara keseluruhan, ada kurang lebih dua puluh jenis hormone kebahagiaan. Meskipun cara kerja dan dampaknya berbeda-beda, efek farmakologisnya sama. Di antara begitu banyak hormon kebahagiaan, beta-endorfin adalah paling berkhasiat, kerjanya lima atau enam kali lebih kuat dibandingkan dengan obat bius. Sesungguhnya, buat apa otak kita menghasilkan zat kebahagiaan tersebut? Saya yakin bahwa dengan itu, alam ingin memaksa kita untuk: “hidup berbahagia!”

Di sisi lain, manusia juga memiliki pikiran buruk yang kemudian dia wujudkan dalam tindakan. Sebagian orang mungkin berfikir, “Aku akan menyingkirkan si X agar mendapatkan keuntungan.” Mungkin mereka melakukan itu untuk mendapatkan banyak uang lebih banyak, atau memperoleh status dan ketenaran. Jika tujuan itu tercapai, tentu saja mereka senang; dan jika mereka senang, hormon kebahagiaan akan dilekaspan.
Untuk alasan yang tidak dimengerti, kegembiraan ini tampaknya tidak bertahan lama, dan segera meredup. Apabila seseorang tidak memikirkan kebaikan dunia atau sesamanya, orang lain mungkin saja tidak menyukai kesuksesan yang diraihnya, dan malah merugikannya. Namun terkadang, pikiran orang itu sendiri yang mengantarnya pada kegagalan. Ini mungkin karena Tuhan lebih menyukai manusia menjalani hidup sesui pedoman, sedangkan mereka yang tidak menjalani akan dihukum.
Bagi saya, semua itu menjelaskan bahwa mekanisme ini sebelumnya telah terprogram di dalam gen manusia. Ini tidak mengherankan karena semuanya terekam di otak kita, termasuk kenangan masa lalu. (Dr. Shigeo Haruyama, Spesialis Bedah Saluran Pencernaan)
Sumber: Majalah Al Khusyu Volum III Tahun 2012, hal. 26-27

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Bukti Medis Manfaat Berfikir Positif"

Post a Comment

Saran serta komentar yang baik dan mendidik sangat kami harapkan