Sosis Tempe
Sosis
didefinisikan sebagai daging atau campuran beberapa jenis daging yang
dicincang
atau dilumatkan serta dicampur dengan tumbuhan dan rempah-
rempah, lalu
dimasukkan ke dalam selongsong atau wadah sosis. Pada
umumnya sosis
dibuat dari daging sapi, daging ayam, daging babi, daging
kelinci dan
ikan.
Akhir-akhir
ini sosis juga dibuat dari protein kedelai, seperti tepung kedelai dan
konsentrat
serta isolat protein kedelai, yang terlebih dahulu diproses menjadi
protein pekat
dan protein pintal. Di Jepang, telah beredar produk sosis analog
yang berasal
dari tempe. Bentuk serta penampakan tempe sudah hilang sama
sekali,
tetapi cita rasa tempe masih tetap meskipun sudah ditambah cita rasa
daging.
Bahan-bahan
Sosis Tempe
Tempe
Tempe
merupakan sumber protein dalam pembuatan sosis tempe. Protein
kedelai yang
merupakan bahan baku tempe. bersifat hidrofolik sehingga
mampu
menyerap dan menahan air, dapat membantu pembentukkan emulsi
dan dapat
membentuk selaput atau film, membentuk gel, mempunyai daya
rekat yang
tinggi dan bersifat pengental.
Air Es atau
Es
Tujuan
penambahan air es atau es dalam pembuatan sosis adalah untuk
membentuk
adonan yang baik serta menurunkan suhu selama proses
pencampuran
dan penggilingan. Umumnya air atau es yang ditambahkan pada
pembuatan
sosis sebesar 20 - 30 pound per 100 pound daging. Menurut Meat
Inspection
Devision dari USDA. sosis masak tidak boleh mengandung air
melebihi
empat kali kandungan protein daging ditambah 10 persen dan tidak
boleh
melebihi empat kali kandungan protein ditambah 3 persen pada sosis
segar.
Penambahan air yang terlalu banyak akan menyebabkan sosis lunak,
sedangkan
penambahan air yang terlalu sedikit menyebabkan tekstur sosis
keras.
Minyak atau
Lemak
Untuk
membentuk adonan sosis yang stabil biasanya ditambahkan lemak, baik
lemak nabati
maupun hewani. Di samping untuk kestabilan sosis, penambahan
lemak dalam
pembuatan sosis juga bertujuan untuk memperoleh produk sosis
yang kompak,
tekstur yang tujuan untuk memperoleh produk sosis yang lebih
baik. Jumlah
penambahan lemak yang terlalu sedikit akan menghasilkan sosis
yang keras
dan kering, sedangkan jika terlalu banyak akan menghasilkan sosis
yang lunak
dan kriput. Menurut Meat inspection Devision dari USDA
kandungan
lemak dari sosis masak tidak melebihi 30 persen.
Putih Telur
Salah satu
sifat fisikokimia putih telur yang penting dalam pembentukan emulsi
analog sosis
yang kompak yaitu daya koagulasi. Koagulasi adalah penurunan
daya larut
molekul-molekul protein atau perubahan bentuk dari cairan (sol)
menjadi
bentuk padat atau semi padat (gel). Koagulasi dapat disebabkan oleh
panas,
pengecekan. garam, asam, basa dan pereaksi lain seperti urea.
Bahan Pengisi
dan Bahan Pengikat
Penambahan
bahan pengisi dan bahan pengikat berfungsi untuk meningkatkan
stabilitas
emulsi, mengurangi pengusutan pemasakan, meningkatkan
karakteristik
potongan, meningkatkan cita rasa dan mengurangi biaya
formulasi.
Bahan pengisi dan bahan pengikat yang biasa digunakan adalah
tepung
kedelai, tepung terigu, tepung beras, tepung jagung, tepung tapioka,
tepung ubi
jalar, tepung roti, tepung kentang dan susu skim.
Bahan
pengikat dan bahan pengisi dibedakan berdasarkan kadar proteinnya,
dimana bahan
pengikat mengandung protein yang lebih tinggi daripada bahan
pengisi. Di
samping itu bahan pengisi umumnya hanya terdiri dari karbohidrat
(pati) saja.
Bahan pengikat juga mampu mengemulsi lemak dan mengikat alr,
sedangkan
bahan pengisi hanya mampu mengikat air saja.
Pemilihan
bahan pengikat dan pengisi berdasarkan daya serap air yang baik,
warna yang
baik, harga yang murah, rasa yang enak serta tidak mengganggu
rasa sosis
yang sebenamya. Menurut Meat inspection Devision dari USDA
penambahan
bahan pengikat dan pengisi tidak melebihi 3,5 persen, dan bila
penambahan
dilakukan melebihi ketentuan harus dicantumkan pada etiket
dengan jelas
dan termasuk sosis imitasi
Bahan-bahan
Lain .
Penambahan
garam dapur ke dalam adonan sosis berfungsi untuk melarutkan
protein,
memberikan cita rasa dan mengawetkan. Sosis yang difermentasi
umumnya
mengandung garam 3 - 5 persen, sosis segar 1,5 - 2 persen dan
produk sosi
masak mengandung 2 - 3 persen.
Bahan pemanis
yang sering ditambahkan dalam produk sosis adalah sukrosa,
dekstrosa,
laktosa dan sorup jagung. Tetapi ,yang biasa digunakan adalah
sukrosa dan
dekstrosa. Gula tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
daya ikat
air, tetapi membantu menahan aroma garam pada produk sosis
berkadar
garam tinggi dan mempengaruhi warna sosis.
Bahan
penyedap atau bumbu berfungsi untuk menambah. cita rasa sosis.
Bumbu terdiri
atas bennacam-macam rempah-rempah seperti cengkeh. jahe,
pala, lada
dan lain-lain. Rempah-rempah tersbut dapat ditambahkan dalam
bentuk
tepung, minyat atsiri atau oleoresin.
Untuk
membungkus sosis digunakan seiongsong, baik selongsong alami
maupun
buatan. Selongsong alam diperoleh dari saluran pencernaan babi,
domba dan
kambing. Sedangkan selongsong buatan diklasifikasikan dalam
empat
kelompok, yaitu selongsong selulosa, kolagen non-edible (tidak dapat
dimakan),
kolagen edible (dapat dimakan) dan plastic tube.
Pembuatan
Sosis Tempe
Bahan-bahan
yang dipergunakan untuk pembuatan sosis tempe adalah
sebagai
berikut (T ejopranoto, 1988) : tempe 71,38 gram, putih telur 37,5 gram,
bahan pengisi
7,5 gram, minyak 28,62 gram, garam 2,50 gram, gula 0,68 gram,
bawang putih
0,44 gram, biji pala 0,19 gram, MSG (vetsin) 0,22 gram, merica
0,13 gram dan
air es 7,3 gram.
Penggilingan
bertujuan untuk membentuk emulsi protein tempe dan lemak
yang merata.
Pada tahap ini diharapkan butiran lemak yang ditambahkan akan
terdistribusi
mereka. Pada tahap ini ditambahkan pula air es, garam dapur,
bahan
pengikat dan bahan tambahan lain sehingga dapat terdistribusi secara
merata. Suhu
adonan yang terbentuk dipertahankan serendah mungkin yaitu
berkisar 10 -
16°C untuk mencegah terdenaturasinya protein sebagai bahan
pengemulsi
utama.
Pemasukan
adonan sosis ke dalam selongsong menggunakan alat khusus dan
bertujuan
untuk membentuk dan mempertahankan kestabilan sosis serta
mengurangi
terbentuknya kantong-kantong udara yang akan mempengaruhi
mutu sosis.
Pemasakan
sosis bertujuan untuk menyatukan komponen-komponen sosis,
memantapkan
warna dan menonaktifkan mikroba. Pemasakan ini akan
meningkatkan
atau menurunkan keempukan sosis tergantung pada temperatur,
lama
pemasakan dan jenis daging. Pemasakan dapat dilakukan dengan
berbagai cara
seperti perembusan, pengukusan, pengasapan, pemasakan
secara kering
dengan menggunakan oven serta kombinasi dari cara-cara
tersebut.
Penggunaan
asap pada pemasakan terutama bertujuan untuk memberikan cita
rasa khas,
mengawetkan, menghasilkan produk yang khas dan mencegah
oksidasi.
Komponen asap yang sangat berperan dalam hal ini adalah senyawa
fenolik.
Pengasapan sosis yang dimasak harus mempunyai suhu intemal
antara 66 -
68°C.
Pendinginan
sosis setelah pemasakan dengan cara penyemprotan air
bertujuan
untuk menurunkan temperatur internal sosis, menghilangkan bau,
resin, residu
asap yang menempel di permukaan selongsong dan
mempermudah
pengupasan selongsong non-edible.
siphhhhhhhhhhhh..........
ReplyDelete